![]() |
Salah satu peserta perwakilan FORKALAM |
Acara asyik ini namanya. Kita telusuri dari
masing-masing sudut. Kita lihat dari para peserta nampak seperti sedang membawa
batu satu truk, bahasa lebay-nya sih seperti itu. Soalnya bikin ngantuk :D
Acara awal dimulai dengan sesi tanya jawab, mirip banget sama acara-acara bintang yang lainnya gitu. Contoh Miss Indonesia atau Miss Universe. Pada sesi ini para peserta tadi
masih nampak seperti para pejabat kita, bahkan sangat meniru presiden kita terkait jawaban dan tata penjawabannya.
FORMALIS BANGEEET. Seperti ini :
“Iya saya prihatin atas kejadian tersebut,
harusnya kita bisa mencegah.” Hahaha. Mungkin seperti itulah gambarannya. Entah
kenapa masih sama, entah pemerintah yang salah atau pendidikan yang salah.
Mirip lingkaran setan pokoknya.
Lanjut ke posisi juri masih belum berani
memberikan perlawanan yang mantap, kurang ada punchlinenya. Ini bukan punchline standup yah. Masih sesuai alur yang padahal
sangat bisa dipatahkan dengan mudah. Mungkin memang rencananya seperti itu,
tapi entahlah gueh cuma nonton disini. Ahaha.
Peserta mulai bercucuran keringat, banjir bro disini. Eh ternyata memang
karena drainase disini yang kacau. Dan melanjut ke sesi curhat yang entah
termasuk faktor penilaian juga atau tidak. Tapi sayangnya yang curhat-curhat
itu belum ada yang nangis. Tapi keren bro lomba ada sesi curhatnya. Mungkin yang paham sama paragraf ini cuma yang nonton saja. Panjang bro ceritanya, dan gue males nyeritain.
Eh ternyata yang gugup bukan peserta saja bro,
juri juga makin mengalir keringatnya. Entah kenapa, pengen jadi peserta juga
mungkin.
Oh nampaknya MC juga ingin ikutan menjadi peserta.
Setelah peserta menjawab ada sesi MC menjawab ini yang saya rasakan sekarang. Ini sumpah keren sekali MC-nya. Sangat berambisi untuk k-ikut jadi peserta. Sabar ya mbak, tahun depan masih ada kok. :D
Dan ternyata penonton pun juga gugup. Apa
boleh buat, acaranya pagi yang standar gue belum sarapan, namun disini pun tak
ada makanan yang dibagikan. Kasihani kami
ya Tuhan T.T
Dan gue akhirnya juga gemes pengen jadi peserta juga. Peserta semua jawabannya formalis banget sih, geregetan deh akhirnya. Tanggapan gue tentang materi terakhir sebelum pemilihan tentang masing-masing peserta dan pertanyan adalah disini ada berbagai macam karkater yang
berbeda. Menurut saya tidak boleh ada diskriminasi dari masing-masing karakter
karena karakter itu merupakan way of life. Namun bukan berarti karakter yang
berbeda tersebut menjadi pembedaan level dari masing-masing individu. Misal seperti karakter seorang pemimpin, pendiam, suka berpikir, penurut. It's just some sh*t jika itu menjadi pengotak-kotakan peran.
Apakah FORMALITAS itu penting? Ataukah memang
sudah seharusnya ditinggalkan?
Tahap selanjutnya. . . yaitu pemilihan berapa besar lupa. Ahaha
0 comments:
Post a Comment