Bibir ini sudah tak bisa lagi bergerak, getir. Senyap, hanya
sayup-sayup suara tadarus yang tak begitu jelas terdengar tajwidnya. Detak jam
dinding bergerak tampak perlahan, menunjukkan sudah tengah malam. Sejak sepuluh
menit yang lalu terus kupandangi atap kamar dengan warna kuning mentari ini,
tak tampak warnanya hanya bayang abu-abu, ya mati lampu saat itu. Atapku
mayoritas terisi atap kaca. Itu permintaanku beberapa tahun lalu supaya setiap
malam dengan jelas bisa kuperhatikan cerah bintang, dan barangkali aku bisa
mengenali rasi-rasi itu. Dan sudah pasti malam ini pula kupandangi langit malam
dengan rasi bintang yang semakin jelas tergambar di sela-sela selimut kabut.
Harapan yang sama setiap malamnya, semoga kau melihatnya juga, melihat pesanku
yang tergambar di lembaran langit malam ini, lagi.
2 weeks ago
0 comments:
Post a Comment