Zombie

Aku berjalan mengitari sudut lapangan. Tak ada seorangpun yang nampak jelas di pandangan. Serasa semua hambar dan samar, tak jelas apa yang tertatap. Sejenak seberkas senyum menyeruak, sejenaknya lagi muram berganti waktu. Apa ini daerah para zombie?

Aku takut ketika sendiri seperti ini, tapi aku juga takut jika harus berteman dengan zombie. Bagaimana caranya aku bisa menambah pilihan lain? Berteman dengan artis mungkin? Ah, terlalu jauh. Yang terpenting aku mendapat teman yang sepaham, jadi ketika aku lelah atau salah arah. Ada temanku yang jadi pembatas jalanku, yang meluruskan kembali.

Sampai saat ini banyak kutemui teman seperti itu, tapi tak jarang zombie yang hadir. Mungkin cukup kuhindari saja semua zombie yang ada itu, dan terus hidup bersama teman. Sebanyak apapun zombie itu?

Ah aku masih bingung harus kuapakan zombie-zombie itu. Terkadang mereka membantu juga. Seperti membuatku selalu mawas diri. Tapi mereka juga yang terus menekanku sampai terasa sesak terhimpit. Atau memang inikah hidup?

Ketika berkata "hidup itu penuh kesakitan" hatiku memberontak, sakit rasanya jika dibandingkan dengan kalimat "hidup itu indah".

Oke, mungkin memang hidup itu indah sesuai kata hati ini. Juga mungkin saatnya aku harus mulai mengabakan banyak obstacle yang ada dan mulai menata hidup indah yang sesuai kata hati. Kata dari hati yang tercipta dari Tuhan.

About the Author

muchtarps

Author & Editor

Mobile developer muda. Kadang berubah menjadi batman pada malam hari. Siang harinya berubah juga kalau lagi mood. Bekerja di bawah naungan bos dermawan dan rendah hati. Yaitu saya sendiri.

0 comments:

Post a Comment



 

Copyright © Mahya. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com