Hening

Menyapu jalan, menyusur setiap ruas.
Padat namun hening sepi

Kau Palsu


Kau tahu kasih
Ada jutaan mata selalu memburumu
Jutaan tangan sedang membelaimu
Jutaan mulut sedang tertawa denganmu

Tapi ku tak mau menyamai mereka
Yang selau bergumul denganmu

Kenapa kau bilang?
Aku muak dengan rayumu
Aku jijik dengan hadiah-hadiahmu
Kau palsu

Benar, aku muak dengan kepalsuan itu
Ketika kau bilang kau itu pendamping,
kau malah menambah kerjaku
Ketika kau kata kau merubah hidupku
Benar, kau merubahnya menjadi tergantung padamu

Aku lelah
Aku melupakan kekasihku yang dulu
Yang selalu menemani jiwa ragaku
Membuatku tertawa
Tapi juga buatku tersenyum
Dia bagaikan malaikat
Malaikat putih yang hapus hitamku
Putihkan wawasanku

Dia itu malaikat putih
Bukan seperti dirimu malaikat hitam
Atau kupanggil saja malaikat sang  setan
Sudah pergilah sana, jauh
Aku sedang nyenyak bersama kekasihku
meraba dunia mimpi

Aamiin

Tas ransel belum kembali, itu menunjukkan bahwa saya harus ikhlas karena akan ada penggantinya kelak, atau saya menggantinya sendiri dengan yang lebih baik. Mungkin terpaksa membeli sendiri untuk berangkat ke jepang? Aamiin

Sepedah juga belum kembali sampai sekarang. Mungkin saya harus ikhlas dan berusaha membelinya sendiri nanti. Mungkin membelinya juga pas di jepang untuk sarana pulang pergi rumah-kampus? Aamiiin

Santun please

Don't judge the book, just from it's cover. Seringkali kita manusia melalaikan yang namanya hormat dan santun, apalagi dengan teman akrab. Baik dalam berbicara maupun bertingkah.

Santun dan hormat itu bukan hanya pada berprasangka baik dalam satu sisi saja. Melainkan berprasangka baik pada segala penjuru, yang akhirnya mengharuskan bersikap dan berkata santun dan hormat. Karena kita tak tahu apa yang hanya dia dan Allah yang tahu.

Mungkin saya sering marah dengan hal ini. Dan lebih marah ketika kita sudah asal judge orang, eh ditambah hinaan. Itu masih tak apa, tapi sampai-sampai sok menasehati yang padahal inti masalahnya bukan disitu. Kita sedang punya 10 lubang di halaman belakang, eh kita dinasehati suruh menutup lubang dekat pintu depan rumah, mana ada lubang?

Jadi tolong please, lebih baik diam atau berbicara santun dan hormat saja. Kepada siapapun itu. Karena persepsi kita beda dengan orang lain. Kondisi kita beda dengan orang lain. Standar kita beda dengan orang lain.

Just NTMS


Kau tahu apa itu 'tak suka' ?
Kebalikan dari suka, cinta, bahagia.
Kau tahu kenapa kita 'tak suka' ?
Bisa jadi itu tak selaras dengan kita, atau bisa jadi itu tak sejalan dengan tujuan/harapan kita.
Mungkin juga itu dikarenakan beda persepsi.
Setelah 'tak suka', lantas bagaimana?
Sebelumnya tak suka pasti membawa efek. Baik itu sebel, sakit, tertekan, atau bisa jadi bisa membuat stress. Dan sebagai makhluk yang selalu mengidamkan 'ketenangan' pasti kita berusaha mengeliminasi efek-efek tadi.
Eliminasi? Bagaimana?
Tentunya merubah dari efek buruk ke efek baik, misal kita merubah sebel jadi bahagia. Karena kalau kita merasa tertekan, tak bahagia, tak suka. Pastilah apa yang kita kerjakan tak memberikan hasil positif ke diri. Ya karena tadi apa yg kita kerjakan sudah tak sejalan dengan tujuan atau harapan kita.
Langkah selanjutnya?
Memilih jalan yang kita sukai, karena kita akan tulus berjalan di jalan itu. Tapi sering hal itu tak bisa dilakukan karena berbagai sebab, ya berarti kita memang harus memikirkan cara yang benar agar kita bahagia.

Catatan:
- Lugas
- Jujur
- Berani
- Tak peduli kata orang, karena dirilah yang merasakan
- Kalau ketemu berbelit-belit, tinggalkan!
- Kalau ketemu tak jelas, tinggalkan!

Acak itu didesain?

Tentang sistem dan bukan. Karena sebenarnya semua yang kita rasakan adalah sistem.
Dalam komputer kita mengacak angka sebenarnya adalah sebuah sistem yang dibentuk.
Lalu bagaimana dengan saat kita melempar dadu? benar acakkah?

Saya rasa tidak. Karena hanya sebuah sistem Tuhan yang belum kita pelajari dan pahami, karena memang di luar batas akal manusia. Ya hampir saya dengan sistem komputer.


 

Copyright © Mahya. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com