Dakwah itu dari diri sendiri

Wah dapet sms dari seorang adik tingkat, isinya tentang wejangan dari sayyid qutb:

"Kita tidak mungkin menyeru manusia kepada sesuatu kalau kehidupan pribadi kita tidak merupakan terjemahan hidup darinya. Dakwah tidak akan ada nilainya jika para da'inya sendiri tidak menjadi bukti yang mendukung dakwah itu"
Ngena banget sms tadi, apalagi tadi ada kajian universitas yang aku sendiri gak hadir. Memang pertama niatnya pengen nyelesaikan tugas-tugas yang sudah menumpuk, mulai organisasi, akademik, maupun dari luar. Tapi sepertinya kalau membahas alasan-alasan terus gak bakal ada habisnya. Cuma sebagai bahan pembela diri agar terbebas dari omongan orang. Padahal kalau pakai alasan gak akal ada efek buat diri sendiri. Kalau difikir lagi kita buat alasan atau bilang gak mau ikut aja, sama saja deh. Tapi kalau memang agendanya dobel-dobel ya maklum lah, tapi niatnya itu masih tetep harus ikut namun kondisinya saja yang tidak sesuai.

Tapi kalau dari pengalamanku diatas tadi nampaknya cuma dari rasa malas yang mengganjal. Udah kondisinya hujan, banyak tugas lagi. Akhirnya pun tumbuh rasa malas.

Dan mungkin ini bisa juga jadi pengingat teman-teman ya, terutama kader dakwah. sms dari Ust. Aa' Gym yang intinya kalaupun engkau sibuk dengan berbagai aktifitas duniamu, maka sibukkanlah juga dengan aktifitas ruhiahmu. Karena aktifitas ruhiahmu akan menjadi penawar kepenatan aktifitas duniamu.
 Dan disini aktifitas ruhiah itu bisa jadi agenda-agenda tarbawi kita. liqo', silaturahmi, baca buku, ngaji, kajian, dan yang lainnya.

Jadi inget kawan, keberkahan dan kemenangan dakwah kita ada ditangan individu-individunya masing-masing yang terhimpun menjadi satu. Jadi walaupun berjamaah jangan lupakan hak kewajiban individu, bisa terakumulasi ke jama'ah...

Dan yang terakhir, terimakasih ya yang sudah mengingatkan tadi, semoga bisa istiqomah untuk saling mengingatkan.

PILAR 1 Forkalam

Ini nih agenda yang diadain FORKALAM tiap tahun. PILAR 1 (Paket Intensif Pelatihan Kader 1). Di dalamnya banyak agenda-agenda yang bermanfaat, dan dijamin non alkohol dan rokok :D. Kalau cimeng mah ya jelas kagak ada lah... (Sorry ya bagi yang suka nyimeng).
Kalau di absen nih ye acaranya itu lumayan padat. Ada pemaparan Islam mulai dari bab aqidah, fiqh, hubungan dengan masyarakat, dan yang berhubungan dengan itu. Terus setelah materi biasanya diskusi-diskusi kecil terkait materi yang barusan dipaparkan. Tapi walaupun dengan materi-materi yang subhanallah itu, ada materi yang selalu ditunggu-tunggu atau yang jadi favorit peserta, termasuk aku. Yaitu materi outbond!

Yah materi outbond memang jadi favorit disini, dari pengalaman kemaren ada game ketangkasan di hutan, game kekompakan kayak ular-ularan gitu, tapi yang depan ditutup matanya, dan masih banyak yang lain. Gimana? keren kan?

Oiya ada yang kelupaan, nih yang paling berkesan pas tahun kemaren dan yang paling menantang. Yaitu game "tersesat di hutan". Hahaha.
Penasaran kan kenapa kok menantang, iya soalnya kemaren ada mis komunikasi antara panitia dengan peserta, dan antara panitia dengan panitia, juga antara panitia-peserta dengan kondisi alam, wah ribet banget gak tuh. Yang mikirin aja juga ribet. Oke, kita reka ulang kronologis kejadian waktu itu. Pertama kan seperti biasanya setiap game ada briefing game. mas-mas panitia mengintruksikan agar mengikuti tanda tali rafia warna merah. Dan harus hati-hati setiap percabangan jalan, karena rafia akan semakin kecil disepanjang rute. Nah, briefing selesai nih dan masing-masing team memulai menelusuri rute di hutan. 10 meter, 20 meter, 30 meter masih santai karena rute tergambar jelas. Lalu melewati (mungkin) 50 meter lebih agak sedikit ragu, karena apa? ada 3 jalan yang mempunyai tanda hampir mirip disitu. Lalu team kami berinisiatif menelusuri satu persatu jalan... Jalan pertama yang kami kira benar, karena ada 2 tanda setelah itu. Eh ternyata jalan buntu. Dan di jalan kedua kami telusuri gak ada tanda-tanda lagi setelah 5 menit jalan. Dan kami pikir jalan ketiga inilah yang benar setelah 2 jalan yang tadi salah. Namun, masih juga belum menemukan tanda-tanda rafia didaerah itu. Akhirnya team dipecah menjadi 3 untuk menelusuri jalan yang kami sendiri ragu...

***

Setelah beberapa lama, hampir 1 jam mungkin kami masih belum menemukan jalan juga, panitia yang mendampingi dan mengikuti kami pun ikut kesasar, ditambah lagi jalanan yang berembun dan becek. Wah tambah mantap tuh digunung keadaan di tengah gunung. Tadi pagi juga belum sempet makan, dan gak ada yang bawa bekal. cuma apa yang menempel saat itu yang kami bawa. Sebenarnya masih banyak tantangan dijalan yang cukup dilewati saja di cerita ini...

Dan akhirnya setelah (gak tahu berapa lama) jalan terlewati, kami bertemu dengan panitia yang membuat jejak tersembunyi dan menemukan titik akhir. Karena terlalu lama menghabiskan waktu diperjalanan, beberapa game yang ada di tengah-tengah rute pun dibatalkan untuk segera lanjut ke agenda selanjutnya. Suasananya tegang bung setelah kejadian itu, namun lucu juga. Hahaha

Gimana pengalaman diatas? Pengen nyobain? Segera daftar dong...
Eh, dan jangan lupa buat ceritamu sendiri tentang PILAR1.

Selamat berjumpa di PILAR1 kawan...

Bapak Wakil Rakyat yang terhormat

Bapak DPR yang terhormat, saya sebagai salah satu rakyat Indonesia mau menanyakan perihal anggaran keuangan DPR kok seperti asal begitu ya? mungkin bisa sharing bagaimana perhitungannya? Soalnya kok dari berita di website dpr dan media lain banyak yang mubadzir ya, seperti kalender, kloset, ruangan dpr, dll. sampai gedung juga. Dan mungkin bapak belum tahu atau sedang banyak tugas mungkin sampai-sampai banyak rakyat Indonesia yang tidak punya tempat tinggal yang layak malah sampai tidak mendapatkan pendidikan di meja sekolah, meskipun itu sekolah alam. Kami benar-benar ingin tahu pak bu tentang bagaimana DPR merumuskan keuangannya.

Terimakasih sebelumnya, salam hormat rakyat yang melarat

Surat ini sudah saya sampaikan pada tanggal 20 Januari 2012, tapi sampai sekarang kok belum ada tanggapan ya? Padahal surat ini sudah saya sampaikan di situs resmi dpr ri lo (http://pengaduan.dpr.go.id/). Tapi ya kok sampai sekarang belum dijawa ya? Khusnudzon saya mungkin bapak-bapak DPR disana atau staffnya lagi sibuk setengah mati, jadi kalau pertanyaannya hanya lewat email belum bisa dilayani. Atau mungkin ya saya kurang sopan dalam menyampaikan keluhan dan pertanyaan? atau malah terlalu frontal...

Ah tetapi kalau dipikirin terus-terusan malah bikin pusing nanti. Mending mikirin PKM, Kuliah, makan, hidup diri sendiri, ngapain mikirin mereka. Tapi kalau gak dipikirin enak di oknum-oknum itu dong, dan kasihan juga bapak ibu DPR yang baik hatinya, dan jujur jiwanya. Mereka yang jujur pasti bakal kewalahan kalau gak ada dukungan di belakangnya.

Jadi mungkin kalau dari penulis sendiri lebih memilih terus mengawasi, memikirkan, membela yang baik, dan sekali lagi terus mengawasi sesuai dengan bidang kita. Jadi jangan terlalu ikut campur di cabang lain yang kamu gak bisa atau gak ahli bahaya banget tuh (*eh cabang kaya PORSENI aja.haha). Maksutnya cukup awasi dan analisa sesuai dengan keahlian masing-masing. Kalau dari kimia ya mungkin gimana kebijakan mereka berdampak di alam, atau kesehatan. Gak usah dipikirin politiknya... Maka nanti selain kita sebagai pengawas mereka juga, kita juga bisa lebih menambah pengetahuan di bidang kita...

Oya untuk temen-temen pembaca, silahkan di maksimalkan link diatas. dan kalau ada media yang lebih bagus dan efektif untuk kita berkeluh kesah kepada bapak ibu wakil kita, jangan lupa comment ya?

terakhirnya Terimakasih - Thanks you - Arigatou - Syukron sudah menyempatkan membaca coretan-coretan ini...

Tajamkan Pena ini ya Allah

+ 800 tahun lalu kau tajamkan pedang Shalahudin Al-Ayubi untuk menembus tembok-tembok Jerusalem yang menjadi macan perang kala itu...
Dan saya berdoa kepadaMu ya Allah agar pena ini bisa tajam, setajam pedang Yusuf bin Nurrudin kala itu. Karena hamba ingin berdakwah lewat pena-pena ini...


 

Copyright © Mahya. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com