Hah? Mau Nikah?

"Wah apa? Beneran ya dia udah mau nikah? kok gak ada kabar, mak bejungjut gitu aja."
"Yah turut berduka cita deh cowok-cowok seangkatan. Hahaha"
"Kalau jodoh mah, udah jalannya sih."

Obrolan ringan berujung galau para anak muda yang sebetulnya sudah mengarah ke tua. "Terus kamu kapan bro nyusul? masih betah aje."
"Emang ini UAS apa pake nyusul? UAS aja suruh kejar paket C kok. Hahaha"
"Sudahlah tak usah diributin. Itu angkot jalur mereka yang berangkat. Angkot jalur kita masing-masing nanti juga dateng. Tinggal nunggu bentar atau lama tuh angkot dateng."
"Nah, seberapa lama?"
...
Ngngngngng...
...
Tetiba jadi hening. "Udah ya balik kamar dulu deh, udah malem." Alibi para galauers yang udah kepojok.
... siuuuwww.... wuss... angin malam pun terlihat dingin bagi mereka.

Ratapan dari kamar masing-masing hanya terlihat senyap. "Ya Rabb kau tahu doaku setiap malam. Atau bahkan kau sampai hafal? aku saja sampai bosan ya Rabb. Kabulkanlah... kabulkanlah... Aamiin."

Hahahahaha

Simpul Nyata atau Maya?

Hah. Tak habis pikir ketika melihat cowok mau-maunya dijadiin babu, malah kelihatan sekali tak tegas/ tak punya pendirian. Mau ngelakuin apapun demi sang pujaan hati puas dan tak meninggalkannya. Kenapa sih mesti begitu? ada yang menganggapnya berlebihan, tapi aku menganggapnya gila. Gila banget, kita sebagai cowok punya harga diri dan proses berfikir sendiri. Eh ujung-ujungnya suruh sana suruh sini ngikut aja. Gak ada inisiatif kalau ditanya ini itu, terserah dinda saja. Puhh.

Tapi memang mungkin itu yang dimaksut dari Tere Liye. Keambiguan antara simpul nyata dan maya. Kita sudah tak peduli lagi atau tak bisa membedakan mana simpul yang nyata dan simpul yang dibuat-buat (angan-angan). Sehingga apapun itu kita lakukan demi perasaan terpuaskan, yaitu dengan memuaskan pasangan kita (biasanya sih ABG yang sedang kasmaran). Mungkin ini ya yang dinamakan "dimabuk cinta". Adududuh.

Tapi tahu gak kalau perasaan yang mengaduk-aduk batin ini (ceileh) juga dirasakan mereka-mereka yang tak pacaran juga. Ada yang jomblo, tapi juga ada yang memilih sendiri untuk hal ini. Untuk tipe kedua aku punya temen-temen yang memang prinsipnya gitu. Langsung nikah tanpa pacaran gitu, tahu pasangannya ya dari perkenalan biasa gitu.

Back to the topic, mereka ini juga bisa dong dilanda kasmaran? Lalu karena belum siap -termasuk bagi yang belum berani-, akan mendem dalem-dalem perasaan mereka ini. Ini bagus, gak bikin gonjang ganjing dunia akhirat. Akan tetapi masalahnya disini "luka" yang menganga tadi dibiarkan melebar, tanpa ada pertolongan pertama. Sehingga di alam pikirannya akan terbentuk harapan-harapan yang semakin jauh, juga prasangka-prasangka yang gak seharusnya. Kenapa aku bilang pertolongan pertama? karena kalau mau dioperasi/ obat secara tuntas, ya nikah.

Nah, harapan dan prasangka ini tadi yang bisa membuat simpul-simpul maya kelihatan seperti nyata. Eksampel... C suka sama D, tapi C belum siap. Akhirnya di pendem dulu nih perasaan. Lama kelamaan dalam pikiran si C yang muncul si D... D... D... D... D... D... teruusss...
"Kok si D akrab banget ya sama dia, jangan-jangan dia suka sama dia."
"Emm... apa ya maksut senyumnya kemaren..." Puhh, baru disenyumin aja udah bahagia banget.
Dan pasti rasanya gak enak banget kalau udah stadium IV. Makan gak enak, tidur gak enak. Yang enak cuma denger suaranya, atau bahkan baca tulisannya aja udah serasa melayang-layang. Gak penting apa isi tulisannya. Walaupun sekedar "Duh, seneng deh...", pasti akan dikait-kaitkan ke banyak hal. Ini pasti abis ketemuan tadi deh. Hellow...

Menurut pengalaman pribadi ini ya (hahaha), hal-hal kayak gini kalo gak segera diatasi bisa menyebabkan seperti orang gila yang aku tulis di atas. Hahaha... kasian. T.T

Terus bagaimana? kalau aku pake logika. Bener dia cinta sama aku juga gak? Lantas setelah cinta? Kalau tak cinta lantas? bumi masih berpenghuni 6 miliyar lebih. Pokoknya semua dirasionalkan dahulu. Dan kedua, ini yang paling mantep. Menganulir semua cara, teknik, maupun logika kita. Lebih deket sama Tuhan. Yang luka kan bagian hati, sudah fardhlu kalau obatnya pake obat batin.


 

Copyright © Mahya. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com