Berkawan dengan Jomblo


Sebagai seorang yang telah mempunyai pasangan. Bukan waktunya lagi untuk berlomba-lomba menjadi kompor, apalagi ditujukan kepada mereka yang sedang membangun pondasi kesendiriannya. Antara mereka yang berpasangan dan jomblo ada namanya komunikasi, dan biasa disebut bermasyarakat. Titik inilah yang seharusnya diberikan porsi lebih untuk dipikirkan, bukan poin di mana perbedaan bertemu.

Jika kalian bertemu dengan seorang jomblo, dekatilah mereka, ajaklah mereka bicara santai. Sekali-kali boleh kau beri dia semangat. Baik berupa perkataan maupun materi. Supaya mereka bisa bahagia, perlahan menjadi kaummu juga. Karena memang fitrah manusia adalah berpasang-pasangan. Bukan begitu, Tuan?

Jangan malah menjadi api di atas minyak. Kau sulut mereka. Kalian semua yang terbakar. Bersikaplah santun. Bukan malah kau jauhkan hati kalian dengan mereka. Menanyakan akhir kejombloannya misal. Tak ada gunanya, yakin deh. Poin pertama yang akan kalian dapat jika tetap melakukannya adalah, mereka tak akan cepat menjadi kaum kalian. Karena bukan begitu alur seseorang belajar dan berkembang. Poin kedua, Akan ada jarak yang semakin besar antara kalian. Karena mereka lagi-lagi hanya diiming-imingi mimpi, tanpa diberitahu cara menggapainya.

Cara terbaik setelah kalian bersahabat dengan para jomblo ini adalah jalani kehidupan kalian sebaik mungkin. Menjadi pasangan yang harmonis, kuat, sejahtera, dan sakinah. Bukankah aksi nyata lebih menancap di hati, Tuan?

Teori ini memang belum kujalani sendiri. Namun, sebagai seorang introvert, teori ini telah saya rangkum dari ratusan orang yang telah saya amati sampai berumur 23 ini. Jadi, jika Tuan hendak menempelkan teori ini dipermasalahan lain, saya sangat mengapresiasi.

Burqa Dilarang, Awas Cosplayer Juga Bakal Dilarang

Cosplay Kakashi | @ Devianart

Males ih, ketika lihat berita tentang pelarangan jilbab di suatu negara. Alasannya karena menyebarkan agama di publik. Malesi kan alasannya? Pengen ketawa aja. XD

Oke, it's fine. Tapi mereka membolehkan agama lain menggunakan atribut atau simbol mereka. Ya apa terus kalau enggak pilih kasih? Purba sekali hanya mengutamakan keluarga sendiri, ketika hidup di sebuah negara yang terdiri dari banyak keluarga. Seperti dulu ketika zaman perbudakan. Budak punya batas akses dalam bermasyarakat. Sementara Tuannya? foya-foya, Nyonya.

Lagi kita ambil contoh tidak diperbolehkannya burqa/penutup muka bagi muslimah. Alasannya gak bisa ngenali wajah, identitas bisa jadi diragukan. Terus apa nasib teman-teman cosplayer kita? Sementara ada tokoh-tokoh yang jika ingin mirip harus menutup seluruh badan, atau menutup mukanya.

Ini namanya, pemerintah sudah mengikat kebebasan berekspresi warganya, salah satunya para cosplayer. Memaksa manusia dalam tekanan kembali. Mengharuskan kita berpikiran secara purba kembali.

Kita harus selamatkan mereka! Kita buang saja ke lubang hitam mereka-mereka yang terlalu membatasi kreativitas pemuda, tidak malah memfasilitasi. Kita usir mereka yang terlalu udik berpikirnya, yang hanya mementingkan diri dan golongannya saja. XD Tapi sebagai pemuda modern yang dibuang jangan orangnya, melainkan sikap mereka, pemikiran mereka yang purba sekali.


 

Copyright © Mahya. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com