Tanah Rantau

Perbedaan hidup di tanah rantau dam di tanah kelahiran, atau paling tidak di tanah dimana kerabat-kerabat kita banyak disana.
Kata orang hidup di tanah rantau itu lebih sulit, menegangkan, tapi juga membawa cerita-cerita keasyikan tersendiri. Selama ini yang ku alami banyak benarnya. Disini akan ku ceritakan perbedaannya dalam hal pendidikan/belajar.



Pengalaman pribadi, sering aku merasa tugas yang disini sebenarnya sepele seperti tugas harian mata kuliah yang hanya berefek 5% dari mata kuliah itu sendiri, terasa sangat berat dan menyakitkan. Dan ketika dulu waktu di tanah kelahiran UAS yang setara dengan keseluruhan masa sekolah itu terasa sangat gampang. Kenapa sebenarnya?

Aku mencoba berkesimpulan bahwa ini pengaruh lingkungan. Ketika di tanah kelahiran siklus hidup kita pasti hampir setiap hari berhadapan dengan orang terdekat. Entah itu disekolah, rumah tinggal, tempat jalan-jalan. Dan suasana seperti itu membawa kenyamanan tersendiri. Beban hidup bisa dibagi bersama kerabat dekat.
Dan ketika di tanah rantau, apalagi yang hidup sendiri, yang berarti tak ada kerabat dari awal serasa semua beban hidup itu ditanggung sendiri. Maka dari itu kenapa ketika tugas itu mulai datang kita serasa tertekan, apalagi bagi orang yang tidak menyukai apa yang sedang ia lakukan. Ia hanya akan menjadi robot tanpa hati, yang berkarya berdasar materi bukan karena hati.

Memang sepertinya belajar di ilmu komputer bagi saya adalah sebagian cita-cita dari dulu, tetapi tetap saja bukan cita-cita utama saya. Sehingga sampai saat ini saya merasa tertekan berada disini. Tapi sebagai penawar saya berusaha mencari lingkungan yang pas, yang mendukung tumbuh kembang saya dibidang ini. Yang menjadikan ilmu komputer sebagai salah satu bagian di hati saya.

Kesimpulan pribadi ini sebatas kesimpulan berdasar pentingnya lingkungan yang baik dan yang mendukung. Apakah pendapatmu tentang kehidupan rantau sama? Dan bagaimanapun juga kehidupan rantau menjadi tempat akselerasi hidup, membuat kita lebih dewasa setahap lebih cepat.