Ketika akal manusia menjadi pilihan utama dalam menjalani hidup, menyampingkan hasrat batin untuk ikut andil. Akan terasa hidup kesendirian itu dimanapun berada. Sepi, walaupun sedang di ramai pasar. Hening, walaupun saling berbincang teman lama. Hambar.
Dan disinilah aku sekarang. Duduk berjajar dengan puluhan robot, menyaksikan tontonan borok yang penuh suka cita. Seram? tidak sama sekali, jikalau aku mungkin merasa, namun puluhan disampingku tak merasa apa-apa kecuali senang karena dirinya nampak lebih tinggi, lebih berharga.
Perayaan ulang tahun kata mereka. "Ini kan hari spesialnya dia, jadi harus dirayakan dengan cara yang spesial pula." Begitu katanya dengan penuh keriangan.
Spesial itu suatu yang khusus, tak biasanya. Bisa jadi kan itu berbau positif atau sebaliknya. Tak adakah tindakan perayaan itu lebih menggembirakannya?
Iya itu hal yang spesial, tapi spesial yang buruk. Iya akan dikenang, namun kenangan yang buruk pula.
Dan disinilah aku sekarang. Duduk berjajar dengan puluhan robot, menyaksikan tontonan borok yang penuh suka cita. Seram? tidak sama sekali, jikalau aku mungkin merasa, namun puluhan disampingku tak merasa apa-apa kecuali senang karena dirinya nampak lebih tinggi, lebih berharga.
Perayaan ulang tahun kata mereka. "Ini kan hari spesialnya dia, jadi harus dirayakan dengan cara yang spesial pula." Begitu katanya dengan penuh keriangan.
Spesial itu suatu yang khusus, tak biasanya. Bisa jadi kan itu berbau positif atau sebaliknya. Tak adakah tindakan perayaan itu lebih menggembirakannya?
Iya itu hal yang spesial, tapi spesial yang buruk. Iya akan dikenang, namun kenangan yang buruk pula.
0 comments:
Post a Comment