#FiksiBianglala - Kenangan Terakhir

Sumber: timlo.net
Kereta ini berjalan lamban membawa suasana muram. Bukan karena hujan yang selalu menyendu, tapi semua karena dirimu.

Setelah melewati satu putaran aku tetap terduduk di pojok belakang, sambil mengulurkan uang kembali ke petugas. Satu putaran lagi. Memang singkat kereta merah ini berjalan, sebatas seputaran alun-alun. Membawa beberapa anak kecil bersama orang tua di kanan atau kirinya. Selalu ada anak kecil yang melambai keluar, melambai ke setiap yang ditemui di jalan. Bahkan jika angin berwujud, mungkin akan disapa juga. Mirip seperti aku dulu yang katamu sungguh memalukan, sampai kau tak anggap aku teman dimata orang-orang kala itu.

Dan sekarang aku menepati janji kita sekali lagi.

Malam beserta rintik ritmis gerimis membawa pergi suara kereta mini yang pekak, menghamburkannya bersama lesir angin yang lembut, melebur menjadi sebentuk obat kerinduan. Menyapu pipiku... Ah iya inilah obat rindu itu.

Aku ingat betul saat kau tersengal-sengal, tergeletak di pangkuanku, tak kuat menahan sesak kereta, asmamu kambuh. Dan tepat di kursi sampingku -yang sekarang diisi adik mungil yang sedang tertidur layu di gendongan ibunya- ini kau terkulai, membuat panik seluruh manusia sekereta. Aku panik juga, menggendongmu pulang, membelah kerumunan pengunjung. Ibumu tegang. Tapi untung obat asmamu masih di lemari yang rendah itu. Mempermudahku mengambilnya.

"Setiap tahun ketika hari terakhir pasar malam, jangan lupa kita harus melihat kembang api dari kereta tadi. Di tempat duduk tadi. Aku tak mau kenangan terakhir di tempat itu jadi kenangan yang buruk."
Begitu kan katamu? Ya sejak itu, setiap tahun, aku selalu menepati janji itu. Di sini, kereta yang ingin kau hapus kenangan buruknya dengan kembang api tengah malam. Dan ini janjiku, yang akan selalu kutepati sampai mati jadi ujungnya. Meski kau tak hadir hari ini lagi.

Kutahu kau tak mungkin hadir. Tapi aku ingin membuatmu hadir di sini. Memang seperti memaksa, tapi inilah sebentuk usahaku. Membantumu, sehingga kenangan yang kau bawa itu bukanlah kenangan terakhir. Tapi lihatlah kembang api tengah malam ini, indah sekali bukan? berlatar rembulan menguning. Apakah kau melihatnya di sana?

Selamat istirahat sahabatku... Semoga kau damai bersama doaku disetiap tahun diatas kereta ini.

About the Author

muchtarps

Author & Editor

Mobile developer muda. Kadang berubah menjadi batman pada malam hari. Siang harinya berubah juga kalau lagi mood. Bekerja di bawah naungan bos dermawan dan rendah hati. Yaitu saya sendiri.

0 comments:

Post a Comment



 

Copyright © Mahya. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com