Inget kisah Roro Jonggrang? yang minta dibikinin 1000 candi,
ketika kurang satu, dia gak nepatin janjinya. Kamu mikirin perasaan Bandung
Bondowoso gak? sudah semalaman kerja keras, tapi dikhianati begitu saja di
akhir cerita.
Ini ada kisah lain yang lebih heboh.
Ada seorang Putri Pemalu. Ia terluka di
tengah jalan. Minta tolong, tapi tak ada yang menoleh. Untung ada pemuda yang
bantu dia. Dibawalah Putri Pemalu itu ke klinik milik Pemuda yang baik hati.
Putri Pemalu ini tak punya tenaga dan uang untuk
bepergian. Kepada Pemuda baik hati ini dia punya permintaan. Minta Pemuda tadi supaya bisa menampungnya selama sebulan. Jadi, ia
harap, setelah sebulan bisa sehat kembali dan bisa bepergian lagi.
Lepas sebulan perempuan itu dirawat dengan baik, diberi fasilitas
maksimal, dihormati privasinya, sampai putri itu kembali sehat.
Putri bahagia. Tapi, setelah sebulan di tempat tersebut dia
berubah pikiran. Ketika pemuda itu pergi membeli perlengkapan klinik, Putri
pemalu tadi menyiapkan jebakan untuk sang Pemuda saat balik.
Dijebak, dibius, dikurung di dalam gudang jadi nasib Pemuda
pemilik utuh klinik tadi. Dulu dia mewah memiliki klinik yang megah, kini ‘kepemilikan’-nya
hanya sebatas gudang kecil.
Sementara, sang Putri Pemalu bebas melakukan apapun dengan seluruh
fasilitas klinik milik Pemuda tadi, bahkan jika ia masih ingin menguasai
gudang, bisa dilakukan.
***
Bagaimana nasib Pemuda itu, Kawan? Lebih penting lagi,
bagaimana sikap kita, Kawan? Jika kita sebenarnya ada di dalam cerita tersebut.
Palestina dulu memiliki tanah yang luas, kawan. Lalu
datanglah bangsa Yahudi bermigrasi dari banyak daerah, salah satunya dari Uganda.
Eksodus ke tanah Palestina. Menurut paham Zionisme, itulah tanah leluhur
mereka yang harus mereka kuasai. Seperti yang bisa kalian lihat sekarang, mereka tak peduli dengan hak kemerdekaan bangsa Palestina. Pemerintahan Israel memulai konflik Palestina dengan senjata dan modal perang yang begitu besar, entah dari mana saja asalnya, sehingga banyak sekali direbut
tanah Palestina. Tujuan mereka adalah mendirikan negara berdasar ras Yahudi
sendiri, meski sebagian orang Yahudi tak setuju dengan konsep ini. Darah rakyat Palestina bukan jadi halangan, parahnya lagi pihak
Internasional lebih banyak diam dengan genosida-genosida Israel tersebut. 20
tahun sudah Palestina melakukan perundingan dan perjanjian dengan Israel,
selama itu pula Israel berkhianat. Menjadikan perjanjian-perjanjian sebagai
batu pijakan untuk menguasai tanah-tanah Palestina. Setelah melakukan genosida dengan berbagai dalih, mereka melakukan perundingan yang tidak sesuai kondisi awal, yaitu mengklaim tanah Palestina ke dalam tanah mereka. Coba kalian lihat di peta maupun atlas dunia, sudah tak ada lagi nama Palestina di sana. Setelah perundingan damai selesai, tidak lama pasti mereka melakukan pengkhianatan kembali. Begitu berlanjut sampai sekarang. Seperti anak kecil yang merengek tanpa henti meminta
susu pada dunia Internasional.
Berikut adalah perkembangan penjajahan atas tanah Palestina dari 1946-2000. Tahun ini yang menjadi milik Palestina utuh hanyalah Gaza sampai beberapa ratus meter tepian pantai. Dan jangan kira kebebasan mereka di Gaza seperti di Indonesia. Selain tembok besar dan tembok berduri, mereka juga selalu diawasi oleh moncong-moncong senjata yang siap melepaskan peluru. Tak peduli umur maupun gender.
Berikut adalah perkembangan penjajahan atas tanah Palestina dari 1946-2000. Tahun ini yang menjadi milik Palestina utuh hanyalah Gaza sampai beberapa ratus meter tepian pantai. Dan jangan kira kebebasan mereka di Gaza seperti di Indonesia. Selain tembok besar dan tembok berduri, mereka juga selalu diawasi oleh moncong-moncong senjata yang siap melepaskan peluru. Tak peduli umur maupun gender.
Mari #BergerakUntukGaza. Memberikan waktu untuk hati kita
berbicara. Atau setidaknya menyisihkan sedikit pikiran kita untuk berdoa bagi
kemerdekaan seluruh ras umat dunia, terkhusus Rakyat Merdeka Palestina.
0 comments:
Post a Comment