Begitulah nadanya. Berbalut terang lembut purnama malam. Tak
pasrah dengan gelap malam. Apalagi menggerutu, mencaci, mengecam kedinginan
malam, apalagi menggigilnya kota Malang.
Begitulah kiranya. Sosok inspiratif, walaupun tak bertubuh
kekar ataupun bertampang bak artis dadakan ketika pemilihan pemimpin mahasiswa
di udarakan.
Begitulah sosoknya. Ketika ku pertama kali mengenalnya, atau
lebih tepat pertama kali memahaminya. Sosok yang kalem –berhubung berdarah
sunda– di setiap masa, meskipun itu ada bangku yang terbang. Solutif memikirkan
masa depan dimanapun tempatnya. Dan yang paling terasa sosok kakak yang
mengayomi setiap adik serta sahabatnya. Walaupun tak melulu menggurui.
Membiarkan aku berjalan sendiri.
Namun yang sedikit membuatku bertanya-tanya adalah kenapa
lulusnya masih lama juga?
Apakah memang para orang langka idaman bangsa itu seperti
ini?
Apakah memang para pelopor itu juga tak butuh ijazah kampus?
Apakah memang . . . ah entahlah. Yang penting sosok ini
salah satu inspirasi bagiku. Bagaimana taktis dan jelasnya merancang masa
depan.
0 comments:
Post a Comment